SJO PANGANDARAN – Hasil tangkapan nelayan dibeberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) diperairan Pangandaran mulai melimpah, jenis hasil tangkapan yang saat banyak didapat diantaranya ikan layur, bawal putih dan udang dogol.
Kepala Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi, Dedi Kurniadi, S.Hut mengatakan, sebagian besar warganya bermata pencaharian nelayan.
Saat musim paceklik 3 bulan sebelumnya, hampir sebagian besar mengistirahatkan alat tangkap. Namun kini sudah kembali melaut.“Saat ini nelayan sedang musim panen, dan hasil tangkapanya sangat melimpah,” kata Dedi.
Diperkirakan kondisi ini terjadi pada musim kemarau menjelang hujan, biasanya berlangsung sejak mulai memasuki musim angin timur mulai bulan september hingga nopember tiaptahunnya.
“Saat ini ikan, udang dan kepiting lebih memilih hidup mendekat ke darat, karena kondisiditengah kadar asam garamnya tinggi,” tambahnya.
Sementara Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Minarasa Desa Batukaras Kecamatan Cijulang Rukanda mengatakan, saat ini harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dalam kondisi stabil.
“Untuk ikan layur size 0,5 kilogram ke atas Rp49-60 ribu, sedangkan size 0,3 kilogram Rp35ribu,” kata Rukanda.
Sementara salah satu pemerhati harga ikan di TPI se Kabupaten Pangandaran Endang Sukara mengatakan, pihaknya menyesali kondisi harga hasil tangkapan nelayan. Pasalnya untuk wilayah Pangandaran harga hasil tangkapan nelayan selalu ditentukan oleh pengusaha ikan.
“Seharusnya agar harga ikan di TPI se Kabupaten Pangandaran mengalami grafik yang ideal,pengusaha harus bersaingan sehat,” kata Endang.
Salah satu diantaranya Pemerintah Daerah harus lebih terbuka menerima investor da npengusaha ikan sampai tahap produksi.
“Bila Pemerintah Daerah terbuka untuk mendatangkan pengusaha maka akan menguntungkan nelayan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) sektor retribusi,”tambahnya.
Karena saat ini yang terjadi dilapangan, saat terjadi lelang di TPI, antara pengusaha pemasok pabrikan yang akan membeli hasil tangkapan melakukan komunikasi untuk menurunkan harga ikan, agar harga rendah. Sehingga hal tersebut merugikan nelayan. (iwn)