Foto : Google.com
Oleh : Leonardus A Fanuel *)
Seberapa jauh dan dalamnya
dampak daripada dunia maya terhadap kehidupan manusia ? Para “futurists” di beberapa dekade yang lalu sudah mempredikasi keadaan dunia seperti yang sekarang kita lihat. Apa mereka begitu hebat bisa membayangkan realita sebelum hal-hal tersebut terjadi ?
Sebenarnya banyak hal yang menjadi kajian mereka. Mereka tentunya bukan orang sembarangan. Mereka bukan paranormal. Tapi mereka mengemukakan pemikirannya setelah mengkaji berbagai bidang kehidupan manusia selama sedikitnya beberapa abad terahir ,dimana segala hal yang terjadi baik itu peperangan selama kurun waktu tersebut beserta dengan hal-hal terkait dengan peperangan itu sendiri.
Kita tidak dapat menafikkan bahwa peperangan itu sendiri mendorong kemajuan teknologi dan sebaliknya. Negara berusaha mati-matian, dengan segala cara mengamati apa yang terjadi dengan pihak “lawan”. Bidang intelejen dengan bentuk, nuansa dan manifestasinya memainkan peran penting untuk “mengintip” kekuatan para lawan juga “ calon lawan” kita. Dengan cara dan metoda yang konvensional dan cara “khusus” diantaranya, penggunaan kemampuan dunia digital menjadi penting. Itu semua tentunya didasari pengertian bahwa, didunia ini tidak ada kawan dan lawan yang abadi.
Hegemoni kekuatan tidaklah sekokoh dan stabil seperti yang kita lihat. Kepentingan Negara sendirilah yang diutamakan diatas kepentingan lainnya, walaupun peran diplomatik bisa berperan namun, seperti sejarah sudah menunjukkan “kemunafikan” tentunya bukan hal yang tabu dalam pergaulan internasional.
Di era digital sekarang tentunya segalanya menjadi lebih rumit dan “volatile”---mudah berubah. Washington Post bahkan mengatakan “…power is becoming harder to use and easier to lose”---kekuasaan itu menjadi lebih sulit diperoleh , namun lebih mudah lepas. Itu jelas dari pengamatan kita bahwa “biaya” kekuasaan besarnya luar biasa. Untuk memelihara status quo banyak upaya yang harus dilakukan dan itu jelas memerlukan dana yang tidak kecil. Untuk memelihara status sebagai pelaku global utama oleh Amerika Serikat Negara tersebut, secara rutin harus mensiagakan angkatan perangnya yang hadir di 50 negara dengan pangkalan militernya dan mempunyai MOU dengan tidak kurang dari 130 negara dalam bidang militer, diluar daerah-daerah yang menjadi daerah operasi perang .
Apa semua itu sudah memadai ? Sayang jawabannya adalah tidak. Apa yang kita lihat sekarang dalam percaturan domestik dan internasional sangat berkaitan. Apa yang terjadi di Indonesia berdampak ke panggung dunia dan sebaliknya juga demikian.
Namun kalau melihat faktanya kita lebih TER-pengaruh oleh dunia luar dari pada sebaliknya. Kita perlu benar-benar menyadari bahwa di panggung dunia yang kita bukan hanya urusan G-to-G saja namun, banyak pemain-pemain yang berperan dalam menentukan alur geo-politik dunia yang dampaknya tentu perbengaruh pada situasi politik dalam negeri kita juga.
Di era sekarang ini, selain badan-badan yang berada dibawah UN atau PBB seperti WHO, UNICEF dan banyak lagi ada juga NGOs< LSM> yang jumlahnya tidak kecil yang berperan baik secara tulus maupun bukan tidak mungkin juga mempunyai “agenda” tersendiri. Semua itu tentu perlu biaya besar untuk menjalankan roda organisasi NGOs tersebut. Dari mana dan bagaimana mereka memperoleh dana besar tersebut. Memang tampaknya masing-masing mempunyai jalur tersendiri yang hanya internal mereka yang paham.
Selain itu, dunia maya juga membentuk apa yang seperti ditulis dalam buku ”The End of Power” karangan Moises Naim yang disebut “Gongos” ---pihak-pihak yang terkadang “dimanfaatkan “ oleh institusi Negara yang resmi untuk menjalankan tugas khusus . Mereka bisa saja sang pemilik akun/blogger yang dibebani dengan tugas khusus yang taktis, kontekstual dan aktual. Peran Gongos tersebut lebih efektif dan efisien, artinya dapat mencapai sasaran dengan biaya lebih kecil dan dapat menghindar kerumitan diplomatik
Dalam dunia yang sedemikian kompleks ini kiranya setiap warga Negara dapat memainkan perannya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan panggilan jiwanya asal semuanya sesuai dengan cita-cita kemerdekaan dan untuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan dan tegaknya NKRI.
*) Penulis adalah pengamat Ekonomi, Politik dan HAM.